Optimalisasi Lahan Kering, PHE WMO Kembangkan Program Pertanian Hemat Air Melalui CSR

0
422
Foto Salah satu program pertanian yang digagas oleh PHE WMO

Suramadunews.com, BANGKALAN – Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) melalu berbagai program. Tak hanya mengembangkan wilayah pesisir pantai, namun juga pada sektor pertanian yakni di Desa Bandang Dajah Kecamatan Tanjung Bumi.

Relations Manager Regional 4 Indonesia Timur Sub Holding Upstream Pertamina, Iwan Ridwan Faizal menyebutkan, PHE WMO menggagas pemanfaatan lahan kering pertanian agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satunya yakni dengan menerapkan sistem pertanian hemat air dan organik.

“Sistem pertanian hemat air dan organik yang digagas PHE WMO ini merupakan solusi untuk optimalisasi pemanfaatan lahan kering di Bandangdaja. Kami terus melakukan pengembangan program, penguatan kelompok dan kedepan kami akan mendorong pembentukan kelembagaan berupa Bumdes atau Koperasi,” ujarnya, minggu (10/10/2021).

Tak hanya itu, pihaknya juga terus mengembangkan program CSR yang sudah berjalan sebelumnya, yakni wisata pantai Labuhan serta konservasi lingkungan diantaranya mangrove dan terumbu karang.

“Di Labuan, kami juga fokus pada kegiatan lingkungan dan pendidikan. Hasil dari konservasi lingkungan di Labuhan sudah dapat dilihat dari kerapatan mangrove yang terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu PHE WMO juga melakukan konservasi terumbu karang dengan menanam 80 kubah beton berongga. Hasil dari konservasi mangrove dan terumbu karang saat ini Labuhan sudah tidak lagi mengalami abrasi,” tambahnya.

Selain itu, di wisata pantai Labuhan juga terdapat 31 spesies burung yang dilindungi, bahkan satu diantaranya masuk kategori terancam punah yakni burung Kacamata Jawa.

“Disisi sosial, ekonomi dan kesejahteraan, program di Labuan ini telah dapat menarik minat 145 KK pekerja migran untuk kembali mengembangkan desanya dalam mengelola wisata,” jelas Iwan.

Sementara itu, pakar hukum lingkungan hidup Unair Surabaya, Suparto Wijoyo menyebutkan bahwa sebuah CSR harus merefleksikan cinta sesama rakyat dalam perspektif wujud dari demokratisasi keputusan korporasi.

“Harus dekat dengan rakyat dan menjalankan program bersama rakyat, sebab perusahaan mendapatkan sumberdaya berarti mendapat keuntungan secara ekonomi tapi harus berbagi dengan rakyat sehingga itu wujud demokratis. Selain itu, juga harus menjaga lingkungan,” tuturnya.(isna)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here