Suramadunews.com, BANGKALAN – Sulitnya petani mendapatkan pupuk dimasa tanam dinilai cukup merugikan. Hal ini menimbulkan gejolak dan membuat masyarakat melakukan aksi protes ke kantor dinas pertanian, holtikultura dan perkebunan Bangkalan.
Subairi, korlap aksi mengatakan masyarakat Desa Katol Barat, Geger, Bangkalan telah sering dimintai data untuk penebusan pupuk bersubsidi. Namun, hingga hari ini para petani masih kesulitan untuk mendapatkan pupuk tersebut.
“Sudah sering dimintai KK dan data lainnya. Karena petugas penyuluh hanya 70 orang untuk melayani petani di Bangkalan maka seperti ini, keteteran. Sulitnya penebusan pupuk bersubsidi ini merugikan petani karena saat ini sudah memasuki masa tanam,” jelasnya,Senin (23/11/2020).
Tak hanya itu, Subairi menyebut petani yang mendapatkan pupuk bersubsidi juga tak seluruhnya mendapatkan sesuai jatah. Bahkan tak sedikit petani yang menebus pupuk tersebut jauh dari harga yang ditentukan.
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Pertanian, Holtikultura dan Perkebunan, Puguh Santoso mengaku penyaluran pupuk telah sesuai prosedur. Ia juga akan melakukan evaluasi untuk memastikan penyaluran berjalan dengan baik.
“Seluruh distributor dan kios wajib menerapkan harga pupuk bersubsidi sesuai dengan harga eceran tertinggi yang telah ditentukan. Sementara untuk penebusan sesuai prosedur harus menggunakan kartu tani atau fom yang telah disediakan” jelasnya. (ysa)