Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Dihadiri Anggota DPR/MPR RI

0
480

Suramadunews.com, BANGKALAN – sosialisasi 4 (empat) pilar kebangsaan di Kabupaten Bangkalan dihadiri oleh Muhammad Ali Ridha, Anggota DPR/ MPR RI Dapil Madura, Senin (16/11/20).

Kegiatan yang diikuti oleh 164 peserta ini dilaksanakan di Joglo Resto, Keleyan, Socah, Bangkalan.

Selain Ali Ridha, hadir pada kesempatan itu DR. Syafik, SH, MH sebagai pemateri, M. Fauzan Jakfar, Ketua KONI Bangkalan dan Zainal Arifin, SH, MH (pemateri).

Dalam sambutannya Ali Ridha berharap agar 4 pilar kebangsaan ini tetap menjadi alat bagi setiap warga negara untuk berbangsa dan bernegara sesuai tujuan awal Negara ini dibentuk. “Saya merasa bangga hadir di tengah audien yang sebagian besar adalah mahasiswa. Karena generasi muda adalah generasi pembangun dan penerus pembangunan bangsa,” ujarnya. “Saya merasa seperti muda lagi,” selorohnya.

Pada kesempatan yang lain DR, Syafik, SH, MH, menegaskan bahwa 4 pilar kebangsaan ini merupakan aspek dasar yang tidak bisa diutak atik lagi. “Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, adalah empat hal mendasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan masing-masing fungsinya,” jelas Syafik di hadapan audien yang memenuhi ruangan pertemuan tersebut.

Pancasila merupakan dasar negara kita dalam merumuskan seluruh aspek hukum yang dibuat di negara kita. “Oleh karenanya Pancasila secara terminologi disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum,” lanjut Syafik. Disamping itu Pancasila juga ditasbihkan sebagai falsafah dan norma dasar kehidupan berbagsa dan bernegara.

Selain itu pilar lainnya yaitu UUD 1945 merupakan Undang-undang tertinggi di Negara kita. “Sumber hukum tertinggi dan menjadi landasan hukum serta perundang-undangan di bawahnya,” urainya.

Sementara Zainal Arifin, SH, MH, pemateri lainnya mengangkat isu Ke-Bhinekaan yang hampir punah dimakan jaman. “Banyak faktor yang menjadi triggernya. Salah satunya adalah arus globalisasi dan teknologi yang menyebabkan aspek personal lebih mengedepan dibandingkan kepentingan komunitas (masyarakat),” jelasnya. Hal ini lanjutnya akan berdampak pada muncullnya pribadi-pribadi individualistik daripada pribadi-pribadi yang mementingkat kehidupan masyarakat banyak.

Sementara NKRI menurut Zainal merupakan harga mati bentuk Negara Indonesia yang telah melalui berbagai tahapan sejarah panjang. “Kita pernah menjadi negara serikat (RIS), pernah hampir menjadi negara komunis namun kemudian berdasarkan konvensi dan pertimbangan logis dari pengalaman empirik serta fatwa ulama dengan para founding father (pendiri) negara ini, maka kita kembali lagi menjadi negara kesatuan,” ulas Zainal.

Acara yang dimulai pukul 19.00 WIB ini berakhir pada pukul 21.00 WIB. (Advertorial)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here