Suramadunews.com, SAMPANG- Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sampang dan Forum Mahasiswa Sampang (Formasa), gelar aksi Demonstrasi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang. Mereka menolak undang-undang Omnibus Law yang di sahkan DPR RI.Jumat (9/10/20).
Aksi demo yang di gelar oleh para mahasiswa itu, sebagai bentuk penolakan keras terhadap Omnibus Law RUU Cipta Kerja tersebut, disampaikan langsung oleh pengunjukrasa pada DPRD Sampang untuk diteruskan pada DPR RI.
Dalam aksi itu, Mereka menuntut kepada DPRD Sampang, untuk membatalkan UU Cipta Kerja karena dianggap peraturan itu tidak pro rakyat khususnya untuk kaum buruh.
Selain itu, mereka juga menyampaikan beberapa poin tuntutan yaitu, pertama menolak RUU Omnibus Law yang di sahkan menjadi UU Cipta Kerja oleh DPR RI yang di anggap tidak memihak kesejahteraan rakyat khususnya kaum buruh.
Kedua, meminta DPRD Sampang menolak pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Ketiga, DPRD Sampang menyatakan sikap MOSI tidak percaya terhadap DPR RI.
Keempat, menuntut agar melakukan uji materi (Judicial Review) kelayakan UU Cipta kerja tersebut.
“Kami meminta kepada semua ketua Fraksi partai agar menanda tangani tuntutan penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja,” kata ketua PC PMII Sampang, Hatman.
Kelima, meminta DPRD Sampang untuk mengirim langsung tuntutan ke DPR RI.
Kemudian isi salinan poin tersebut diberikan ketua DPRD Sampang, Fadhol. Ditanda tangani ketua DPRD dan semua ketua Fraksi partai politik.
Sementara di tempat yang sama Ketua DPRD Sampang Fadhol bersama Wabub Sampang H Abdullah Hidayat, menemui para mahasiswa, dirinya menunjukkan bahwa DPRD sepakat dengan apresiasi mahasiswa.
“Kami sebagai wakil rakyat siap menampung semua aspirasi, termasuk dari mahasiswa. Kami pastikan semua aspirasi ini akan sampaikan ke DPR RI,” ungkap Fadhol.
Aksi Demo tolak Omnibus Low UU Cipta Kerja yang di lakukan PC PMII Sampang dan Formasa, juga warnai dengan sindiran melalaui tulisan-tulisan yang di pampang peserta aksi.
“Ada yang berdiri tegak tapi buka keadilan,” dan sebagainya. (khol)